SMAIT Al-Multazam

Jika Tanpamu?

Tahun 2023 sepertinya taun terpanjang dalam musim kemarau. Sampai bulan ke-10 langit tidak menampakan tanda-tanda akan turun hujan. Pernah ada tanda-tanda, tetapi hanya sebatas mendung dengan suasana semakin panas terasa. Semua mahluk bernyawa berharap bulan ke-10 ini, Oktober 2023 Allah Swt. menurunkan secercah harapan dan tanda yang bukan sekadar tanda, melainkan rintik-rintik hujan turun basahi bumi.


Bumi sudah lama kepanasan. Air hujan akan mendingin bumi dari panas berkepanjangan. Bumi akan merasakan sejuknya udara dan lembabnya cuaca dari hawa panas berlebihan. Harapan dan doa terus dilantunkan tanpa henti kepada Sang Mahakuasa, Allah Swt. Tanpa kata lelah manusia terus meminta dan memohon agar bumi diberikan kesejukan dan keceriaan, kebahagiaan seluruh makhluk hidup di dalamnya.


Data menunjukan kekeringan terjadi di mana-mana. Kesulitan akan air bersih dialami oleh sejumlah warga di berbagai wilayah dan daerah. Tidak hanya itu, kemarau mengancam Kesehatan dan keselamatan Masyarakat. Pohon kering menyebabkan banyaknya daun kering berjatuhan tertiup angin. Tanaman kering tanpa ada kehidupan. Sampai kapan ini akan terjadi?
Kotaku seolah keasriannya hilang. Sekolahku seakan keresikannya tiada. Banyak daun kering berguguran di sepanjang jejak jalan. Tentunya hal tersebut membuat kotaku seakan hilang, lingkungan sekolahku seolah kotor oleh tebaran dedaunan kering.


Mereka, para pengguna jalan, berjalan di atas dedaunan kering tanpa beban dan sedikit tidak peduli untuk sekadar mengambil dedaunan itu atau menyapunya. Kepekaan dan kepedulian akan kebersihan lingkungan belum tertanam pada kebiasaan mereka dalam keseharian dan beraktivitas.


Ya, sosokmu hadir di waktu subuh menjelang pagi hari. Sosok yang begitu peduli akan kebersihan dan keasrian lingkungan. Sosok yang memberikan kenyamanan untuk kami agar tetap merasakan kenyamanan, kesehatan dan kekuatan fisik dari berbagai penyakit.
Mereka hadir untuk satu tujuan pasti bahwa sebelum matahari memancarkan cahayanya yang merona, pastikan keadaan sudah bersih dan resik. Mamang LH, begitu kami menyebut mereka. Kau memang pahlawan sesungguhnya. Bagaimana jadinya kotaku, sekolahku tanpamu. Jika tanpamu, entahlah.


Mungkin kau merasa sedikit lelah dengan pekerjaan yang ada. Kali ini alam memang tidak berpihak kepadamu. Daun kering itu setiap pagi membanjiri jalan yang akan dilewati oleh kami dan mereka. Jumlahnya bukan satu, dua daun kering, melainkan ratusan bahkan mungkin kalau dihitung ribuan.
“Hhh…daunnya…”, hatimu membatin.


Dalam lelahnya raga, di bawah pohon kau berlindung dari teriknya mentari pagi. Kau hela napas seolah ada beban begitu berat yang mesti kau tanggung. Sambil memandangi dedaunan kering yang berserakan, sejenak kau berpikir dalam diam sambil tanganmu menumpu pada tempat sampah menahan lelahnya tubuh.


“Bismillahirrahmanirrahiim…”
Tanpa berpikir Panjang, segera kau ambil sapu lidi berukuran panjang. Di situlah kau mulai menyapu, mengail pojokan sampah, dan membersihkan dedaunan kering yang berjatuhan. Semua sela-sela tempat yang sulit dijangkau kau bersihkan. Kau lakukan pekerjaan itu dengan kesungguhan dan tanggungjawab menjalankan amanah sebagai petugas lingkungan hidup. Begitu besar dan mulai pekerjaanmu. Kami tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika kotaku tanpamu, lingkungan sekolahku tanpa kehadiranmu? Mamang Petugas Lingkungan Hidup, kuucap doa sepanjang waktu kau habiskan untuk tugas muliamu dan terima kasih karena jasamu, sekolahku resik nan ASRI.

Edisitulisanartikelfeature#

Scroll to Top