SMAIT Al-Multazam

Mediasi (Media Literasi)

Mediasi (Media Literasi)

Literasi Serempak Melalui Gerakan Membaca Senyap (Gemas)

SMAIT Al-Multazam (29/01/2024). Kembali program literasi warnai aktivitas santri. Hal ini dilakukan sebelum proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tepat pukul 7.00 WIB. seluruh santri masuk ke kelas masing-masing didampingi wali kelas, santri serempak bersama guru berliterasi. Buku menjadi sumber ilmu, maka membaca adalah salah satu usaha seseorang untuk mendapatkan ilmu. Tanpa membaca

Kegiatan Santri, Mediasi (Media Literasi), News

Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam: Peringatan Hari Guru Penuh Haru, Inilah Penyebabnya

Ponpes Al-Multazam (25/11/2023). Dalam perjalanan panjang pengabdian mereka, guru telah menghadapi berbagai tantangan dan dinamika perkembangan pendidikan. Walaupun rumit penuh kisah dalam perjalanannya, tetapiu semangat dan dedikasi mereka tidak pernah surut. Mereka adalah Sosok Pengabdi Insan, pejuang pendidikan. Mereka adalah Pahlawan yang menjadi garda terdepan pemberi pengetahuan. Perjuangannya diabdikan hanya untuk negeri. Pengorbanannya diberikan hanya untuk memajukan anak bangsa, mencetak generasi rabbani yang cerdas, kritis, dan memiliki nilai-nilai luhur. Tanpa mereka apalah arti sebuah ilmu pengetahuan. Tanpa jasa mereka apalah arti kekuatan semangat juang kami. Tanpa bimbingan, arahan, dan pendidikian dari mereka, apalah arti keberadaan kami. Guru, kau adalah pencerah pikiran-pikiran kami dalam keterbatasan wawasan. Guru, kau adalah pelita kami dalam ketidaktahuan. Guru, kau adalah pencerah hati-hati kami, Ketika kami salah melangkah. Guru, kau adalah manusia luar biasa yang didambakan dan dirindukan oleh kami, anak didikmu. Sebuah prolog mengawali upacara peringatan hari guru Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam yang dibacakan operator begitu menggetarkan hati-hati kami, para dewan guru. Prolog penuh makna mendalam tentang siapa sebenarnya guru. Iringan musik pun menambah suasana semakin mengharu biru. Ditambah pula dengan barisan santri rapi memberikan penghormatan penuh takzim disaat mereka menyambut kami. Hadir Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam, Ustad Adin Nurhaedin, Lc., M.Pd. sebagai Pembina apel peringatan Hari Guru Nasional 2023. Begitu banyak informasi yang disampaikan oleh Beliau dalam sambutannya. Tentunya informasi yang disampaikan mampu memberikan dan menumbuhkan kesadaran kepada hadirin betapa pentingnya sebuah Pendidikan. “Guru atau pendidik menjadi tonggak terdepan, sosok manusia yang menjadi panutan peserta didik dalam segala hal. Kisah Sejarah di zaman terdahulu pun beliau sampaikan dengan nada dan intonasi penuh semangat. Tidak hanya itu, peristiwa peperangan di Palestina pun Beliau sampaikan penuh dengan emosi dan semangat membara. Hal ini memberikan betapa semangatnya warga Palestina memperjuangan negaranya. Maka jangan sampai para guru dan seluruh santri di berbagai penjuru dunia lalai, loyo, dan menjadi probadi yang tidak mau tahu bahkan tidak peduli akan informasi yang terjadi baik di dalam negeri maupun mancanegara, terkhusus di Negara Indonesia. Penampilan demi penampilan pertunjukan dipersembahkan dewan guru dan santri untuk memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional 2023. Suasana haru pun semakin bertambah ketika penampilan drama musikal yang dibawakan dewan guru mengisi sesi acara penampilan. “Kelembutan Hati Seorang Guru”, sebuah naskah bercerita tentang aktivitas keseharian seorang guru yang penuh keteladanan dan kesabaran dalam mendidik siwa-siswanya di sekolah. Mulai dari aktivitas pagi hari, yakni membereskan rumah, menyiapkan sarapan untuk keluarga, menyiapkan seragam dan perlengkapan sekolah anak serta kesibukan lain dalam rangka menyiapkan segala sesuatunya agar tidak ada yang terlewatkan. Semua dikerjakan dengan tanpa lelah. Sementara itu perjalanan menuju sekolah cukup jauh. Hanya dengan bermodalkan kendaraan sepeda ontel, setiap harinya bu guru harus menempuh jalanan terjal berbelok dan berliku, seperti kisah hidupnya yang penuh lika-liku perjuangan. Namun beliau tempuh penuh semangat juang. Setibanya di sekolah Kembali Bu Guru harus menyiapkan hati menghadapi beragam watak, karakter, dan sifat serta kebiasaan siswanya. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan dan kesan bagi beliau. Namun lagi-lagi Bu guru Kembali tersenyum seolah tanpa beban. Kelembutan Hati seorang guru menjadi bukti perjuangan dan pengorbanan pengabdi insan yang harus diteladani oleh seluruh guru di berbagai penjuru dunia. Semangat mendidik menjadi tujuan utama sang guru. Kelembutan adalah kunci untuk membuka hati-hati mereka yang keras membatu. Kelembutan mampu mencairkan padatnya pikiran-pikiran mereka yang penuh ego dan ambisi menguasai. Mendidik bukan dengan kekerasan, melainkan cukup dengan kelembuatn hati maka semua akan berubah sempurna dan tentunya sesuai harapan. Seperti cara mendidik ala Rasulullah Saw. penuh dengan kelembutan dan tentunya tetap menunjukan ketegasan. Ini hanyalah sepenggal kisah kekuatan cinta seorang guru kepada murid-muridnya. Namun dari kisah ini ada hal yang ingin disampaikan pengarang yakni, hormati guru selagi ada dan bisa. Sekolah bukan untuk pamer kekuasaan sehingga menindas yang lemah, melainkan tempat untuk belajar, berbagi ilmu, dan saling menghargai satu sama lain. Dunia Pendidikan bukan hanya bertugas dalam mentransfer ilmu, melainkan lebih dari itu seorang pendidik mampu menumbuhkan karakter dan budi pekerti luhur para peserta didik. Sungguh kisah penuh haru atas perjuangan dan pengorbanan seorang guru dalam mendidik dan memberikan pengajaran tanpa batas di Tengah keterbatasan. Kisah ini pun membuat hadirin terkagum-kagum dan terbawa suasana dalam cerita. Hal yang tak kalah mengharukan adalah persembahan beberapa santri untuk kedua orang tua mereka, yakni tasmi Al-Quran 5 juz. Masya Allah… peringahat Hari Guru Nasional 2023 menjadi sebuah peringatan penuh Sejarah dan tentunya menjadi peringatan penuh makna bagi seluruh hadirin. Keteladanan tidak hanya dari sosok guru, tetapi santri pun menunjukkan keteladanan itu. Hal tersebut tentunya menjadi kado terindah dan termewah juga berharga untuk kami dewan guru Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam, terkhusus orang tua santri. “Terima kasih Ya Allah… Kau telah memberikan ‘guru-guru kecil’, penuh teladan dan inspiratif bagi orang lain.”

Kegiatan Santri, Mediasi (Media Literasi), News

Al-Multazam : Gentarkan Jiwa, Kobarkan Semangat untuk Palestina

Ponpes Terpadu Al-Multazam (10/11/2023). Semua tumpah ruah memenuhi lapangan Al-Multazam. Ratusan bahkan ribuan santri beserta para pengajar rela membakar wajah-wajah mereka dengan teriknya sang mentari. Tak terlihat lelah apalagi mengeluh, semua larut dalam suasana haru dan kobaran semangat tinggi untuk bela Palestina tercinta, Indonesia merdeka. Tepat di hari Pahlawan 10 November, Pondok Pesantren terpadu Al-Multazam menggelar sebuah acara paling spektakuler, penuh dengan tangis haru, dan semangat kobarkan panji-panji kebenaran untuk Palestina juga mengenang jasa para Pahlawan Indonesia. Ustad Devi Imron Rosyadi, M.Pd., selaku ketua pelaksana menyebutkan bahwa gelar acara ini bertujuan untuk memahamkan kepada semua sivitas akadmika terkhusus para santri dan mahasantri Pondok Pesntren Terpadu Al-Multazam bahwa “Janganlah menutup mata, telinga, dan hati kita untuk Palestina. Dukungan baik secara doa maupun materi sangat dibutuhkan oleh mereka terkhusus doa-doa kita semua”, ungkap beliau. “Tidak hanya itu, kenanglah jasa para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran demi untuk Indonesia merdeka, bangkitkan semangat jihad untuk Islam” Allahuakbar!!!, kalimat-kalimat yang senantiasa diungkapkan oleh dua pembawa acara  kondang, Ustad Agus dan Ustad Suwarno. Dihadiri oleh unsur pimpinan dan seluruh bagian mulai dari TKIT sampai perguruan tinggi bahkan beberapa orang tua santri ikut menyemarakan, mengobarkan semangat untuk Palestina. Hal ini tentunya menambah suasana semakin menggema, menggetarkan jiwa-jiwa jihad Bela Palestina. Melalui orasi-orasi yang disampaikan oleh unsur pimpinan membuat suasana semakin memanas, bukan hanya memanas oleh teriknya sinar matahari, melainkan memanas untuk terus memberikan doa dan apa pun yang bisa disumbangkan untuk Palestina tercinta dan Indonesia merdeka. Semarak doa untuk Palestina terus menggema dari seluruh penjuru dunia. Semoga Allah Swt. menguatkan hati-hati mereka dan tetap semangat menegakkan kemerdekaan di tanah Palestina.

Kegiatan Santri, Mediasi (Media Literasi), News

Menjelajahi Dunia Tulis, Santri SMAIT Al-Multazam Berselancar Ikuti Pelatihan

SMAIT Al-Multazam (11/11/2023). Kembali SMAIT Al-Multazam menyelenggarakan sebuah agenda yang menjadi program literasi sekolah yaitu pelatihan kepenulisan. Kali ini pelatihan penulisan difokuskan pada dua jenis karya fiksi yakni puisi dan cerpen. Hadir dalam agenda sejumlah dewan guru sekaligus sebagai panitia kegiatan dan tentunya seluruh santri kelas X dan XI. Bertempat di Aula Pondok dan posisi duduk peserta pelatihan lesehan di atas lantai, membuat suasana pelaksanaan pelatihan terasa santai tapi tetap fokus. Sebagai pasilitas untuk menulis, seluruh santri membawa alat belajar mereka dengan harapan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk berkarya. Dipandu oleh pembawa acara, diberkahi dengan lantunan ayat suci Al-Quran, dan disambut oleh pengantar sebagai prolog oleh tim literasi, kegiatan pelatihan berjalan kondusif. Walaupun tidak dihadiri oleh Ibu Kepala Sekolah dan Mudir Mahad, tetapi Alhamdulillah pelatihan kepenulisan tetap dapat diselenggarakan sesuai rencana. Sebagai pemateri atau narasumber, Bunda Lina Budiarti, S.Pd.I, begitulah beliau akrab disapa, menyampaikan begitu banyak ilmu tentang dunia kepenulisan. Berawal dari pengalaman beliau terjun di dunia kepenulisan sampai melahirkan beberapa buku dan karya tulis lain yang sudah diterbitkan bahkan diproduksi ke dunia perfilman. Keren… Menurut beliau memang menulis itu tidak mudah semudah membalikan telapak tangan. Menulis membutuhkan banyak pikiran dan tenaga. Literasi yang kuat, peka terhadap semua peristiwa yang terjadi, dan jangan menunggu waktu senggang, itulah kunci seseorang dalam menulis. Hati dalam keadaan senang, tenang, dan memang harus dipaksakan, jika tidak maka tak mungkin karya itu tercipta. Dunia tulis menulis memang dunia yang mengasyikan bagi mereka yang mau berkarya. Tak banyak alasan inilah, itulah untuk memulai menulis, ketika sudah ada ide maka tuliskan segera sebelum ide itu menghilang entah ke mana terhalang oleh kesibukan dan pekerjaan lain. Mulai dari kalimat sederhana, rutin dituliskan setiap hari, maka yakin bahwa lama kelamaan kalimat itu akan tertulis dan terungkap memenuhi baris demi baris dalam buku tulis. Mudah memang bagi mereka yang benar-benar mau dan mau untuk berkarya. Mengolah rasa, fakta, dan logika menjadi ciri pribadi para penulis. Dengan menulis pekanya hati, rasa, dan pikiran akan terasah sempurna. Melalui karya yang ditulis mampu mengungkap fakta secara nyata dan faktual. Dari fakta yang aktual dan faktual tersebut, walaupun tulisan bergenre fiksi, tetapi karena berdasarkan fakta maka akan mudah dipahami dan diterima secara logika. Melalui tema “Kami Zilenial, Menulis dari Hati, Berkarya Atas Nama Cinta” menjadi tema menarik bagi seluruh santri kelas X dan XI SMAIT Al-Multazam dalam mengikuti pelatihan kepenulisan. Dengan adanya pelatihan kepenulisan ini berharap lahir tulisan-tulisan karya santri yang kelak dibukukan dan diterbitkan. Tim*

Mediasi (Media Literasi)

Gelar Literasi, Ratusan Santri Berimajinasi

SMAIT Al-Multazam (14/08/2023). Cerahnya suasana pagi hari berbalut teriknya mentari begitu terasa hangat. Kehangatan yang ada sehangat kebersamaan kami bersama mereka. Mereka yang duduk merata di atas tanah lapangan tanpa alas, tanpa hamparan. Hanya ada satu keinginan pasti, tujuan penuh harap yakni bersama dalam kegiatan literasi. Melalui program Gerakan Menulis Guru dan Santri (Gemes Gusi), SMAIT Al-Multazam menggelar kegiatan literasi sekolah dengan mengusung tema “Ungkap Rasa Melalui Cipta Karya). Dari tema umum ini dibuatkan pula sub tema untuk setiap angkatan atau tingkatan. “Rasa yang Pernah Ada” menjadi tema menarik untuk santri kelas X. Tema ini berkaitan dengan bagaimana rasa mereka setelah menjadi anak SMA. Semua rasa terungkap melalui karya yang mereka ciptakan. Kelas XI dengan amanah organisasi yang baru mereka emban menjadi satu tema yang diusung. “Organisasi di benak kami.” Sementara kelas XII lebih pada sub tema arah masa depan yakni “Gapai Asa, Raih Cita untuk Cinta.” Ungkap rasa melalui cipta karya menjadi satu tema menarik bagi ratusan santri SMAIT Al-Multazam. Mereka mampu mengungkap berbagai rasa yang berkecamuk dalam dada ke dalam karya nyata. Berbagai jenis tulisan terlahir dengan sendirinya, mengalir bak air sungai tanpa halangan atau kendala berarti. Suasana cerahnya pagi hari secerah hati-hati mereka, penuh suka cita tanpa beban dan paksaan. Semuanya berjalan dan mengalir di bawah kendali rasa yang mereka ungkapkan. Arahan dan bimbingan tetap diberikan oleh dewan guru guna terciptanya karya bermakna. Salam literasi…! Mari kita membaca, menulis, dan berkarya…menuju SMAIT JUARA…!

Mediasi (Media Literasi)

Gerakan Menulis Guru dan Santri (Gemes Gusi)

SMAIT Al-Multazam (21/3). Dalam rangka melaksanakan salah satu program literasi, SMAIT Al-Multazam menyelenggarakan kegiatan literasi Senin pagi bersama santri. Kegiatan ini diberi nama Gemes Gusi, Gerakan Menulis Guru dan Santri. Dihadiri oleh sebagian dewan guru dan sejumlah santri kelas X dan XI, kegiatan literasi Alhamdulillah berjalan sesuai rencana. Karya tercipta dari mereka yang mampu menuangkan ide dengan sempurna. Karya terlahir dari mereka yang suka meluapkan aspirasi dalam bentuk tulisan bermakna. Ide yang tertuang, aspirasi yang terlahir menjadikan karya luar biasa santri SMAIT Al-Multazam. Melalui Gemes Gusi, terciptalah berbagai genre tulisan yang layak mendapat apresiasi. Guru dalam hal ini tetap menjadi inspirasi bagi santri tatkala tulisan demi tulisan mereka tuangkan dalam secarik kertas putih. Sebuah karya yang sudah tercipta tak kan hilang ditelan masa, karya yang sudah terlahir tak kan pernah berakhir hingga ujung usia. Salam literasi… Mari kita membaca, menulis dan berkarya. *tim (Irnanda – Kontributor SMAIT)

Artikel, Mediasi (Media Literasi)

Belajar dari sang Literat Cilik

Tak banyak orang mengenal sosoknya. Tak banyak pula orang mengenal siapa dia dan hobi serta kebiasaannya. Namun di balik ketidaktahuan mereka akan sosok kecil mungil berkaca mata ini, terdapat satu kebiasaan hingga dijadikan sebuah hobi bahkan menjadi cita-cita mulia kelak remaja nanti. ‘Menjadi seorang penulis’. Sebuah cita-cita luar biasa yang kebanyakan orang merasa enggan menulis menjadi cita-cita. Namun dengan kepolosan dan ketegasannya si cantik berkaca mata ini mengatakan bahwa “Cita cita saya ingin jadi penulis.” Cita-cita mulia yang kelak semoga terlaksana dan mampu menggapai asa serta mimpi menjadi penulis terkemuka. Di usia yang terbilang sangat muda yaitu sekitar 11, 12 tahun sosok kecil mungil ini sudah berkaca mata dan berlensa tebal. Tentunya bukan tanpa alasan, bukan pula karena seringnya bermain gawai seperti kebanyakan anak-anak zaman sekarang, melainkan memang inilah ciri khas sang literat. Kaca mata berlensa tebal menjadi kisah sejarah dan bukti nyata bahwa sang literat tak pernah lepas dari sebuah buku. Menurut informasi dari kedua orangtuanya bahwa kebiasaan membaca buku sudah dilakukan semenjak si kecil mungil ini bisa dan lancar membaca. Membaca, menulis, dan berkarya itulah slogan literasi SMA yang diterapkan oleh sang literat sejati sejati dan tanpa henti terus bergaul dengan buku. Ide-ide yang tertuang dalam tulisan demi tulisan akhirnya melahirkan beberapa karya fiksi. Jari jemari kecilnya tak pernah berhenti untuk menuliskan kata demi kata hingga tersusun menjadi kalimat, paragraf, dan cerita lengkap. Begitu lihai jemari mungilnya bergerak menuliskan kata demi kata yang sudah tersusun dalam pikiran. Masya Allah kelebihan yang Allah berikan untuk si cantik ini membuat siapa pun yang melihatnya akan berdecak kagum bahkan merasa iri dengan kemahirannya dalam menulis. Berawal dari sebuah keinginan kuat, motivasi tinggi hingga menjadi penulis bergenre agamis menjadi impiannya selama ini.“Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat untuk seorang hamba dalam hidupnya dan bekalnya (menghadapi alam akhirat) daripada tadabbur Al-Quran. “ Menulis adalah salah satu cara kita berdakwah, maka melalui tulisan sang literat cilik inilah kita akan mengetahui banyak ilmu. Satu kalimat yang menjadi bahan perenungan kita semua bahwa “si cantik mungil ini tidak seperti kebanyakan teman seusianya, jika mereka sibuk dengan bermain gawainya, maka sang literat sibuk bermain dengan diksi dan imajinasi untuk menghasilkan karya yang penuh literasi. 11/02/2022*tim

Mediasi (Media Literasi)

Berkenalan dengan Perpustakaan

Kenalilah jika belum kenal, ketahuilah jika belum tahu, menjadi hal yang mesti dilakukan ketika ingin mengenal dan mengetahui sesuatu secara mendalam. Tidak hanya itu, pendekatan pun harus terjalin dengan baik ketika ingin mengenal lebih jauh akan suatu hal. Berkenalan dengan perpustakaan merupakan salah satu program literasi SMAIT Al-Multazam untuk tujuan mulya yakni mengetahui lebih mendalam tentang perpustakaan sekolah. Namun sepertinya mengetahui saja tidak cukup jika tidak terjun langsung ke lapangan dalam hal ini mempraktikannya. Maka tujuan akhir dengan adanya program ini adalah santri dan guru memiliki literasi tinggi dalam hal membaca,sehingga perpustakaan menjadi tempat mengasyikan untuk mencari informasi. Tidak banyak orang mengetahui secara mendalam tentang perpustakaan. Melalui penjelasan dari pustakawan yakni Teh Nur, santri dan dewan guru SMA setidaknya mengenal perpustakaan dan cara merapikan atau menyimpan buku yang sesuai nomor katalognya. Menarik sekali. Antusias santri pun begitu terlihat ketika Teh Nur mencoba menjelaskan tentang perpustakaan secara rinci dan detail. Tidak hanya sekadar tahu, tidak hanya sekadar kenal, tetapi lebih dari itu tumbuhnya minat dan kebiasaan membaca itulah yang diharapkan. Semoga

Mediasi (Media Literasi)

Sosialisasi Program Bersama Tim Literasi Santri

Mengawali pembelajaran semester genap, tim literasi gelar sosialisasi program bersama santri. Dihadiri oleh dua santri dari masing-masing kelas XI, gelar sosialisasi program pun berjalan lancar. Mengambil waktu istirahat tidak mengurangi antusias dan kekompakan mereka untuk hadir tepat waktu. Dua puluh menit menjadi waktu berharga bagi mereka dapat berkumpul dalam rangka mengetahui program dan persiapan yang harus dilakukan di beberapa bulan ke depan. Semester genap 2022 menjadi ajang harapan program gerakan literasi SMAIT Al-Multazam terlaksana tanpa kendala. Melalui 14 tim literasi santri, harapan ini bisa terwujud. Sepuluh program disampaikan oleh penanggungjawab literasi sekolah, Wiwi Widuri, S.Pd. dan tugas-tugas setiap sub tim yang harus dikerjakan. Ada penambahan program yakni “Yu Mengenal Perpustakaan”. Di semester genap, program ini bukan sebatas pengetahuan teori melainkan santri ikut terlibat langsung dalam pengelolaan buku di perustakaan sekolah. Selain itu gerakan guru dan santri menulis menjadi satu titik fokus agar sekolah dapat menerbitkan karya buku. “Jika sekolah sudah menerbitkan buku baik karya guru maupun siswa, itu artinya seluruh warga sekolah sudah membaca dan membiasakan berliterasi”, (Dr. Uhar Suharsaputra, M.Pd.). Bukan sebatas program, melinkan kerja tim dan aksi yang mesti dilakukan. “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”, (QS 1:5) 16/01/2022*timliterasi

Scroll to Top