Beginilah saat santri jual beli makanan yang mereka kelola sendiri. Hiruk pikuk keadaan di tempat mereka berjualan begitu tampak penuh sesak. Promosi santri kepada pembeli baik melalui spiker maupun langsung menjadi suasana semakin bising. Melalui dandanan unik para salles menawarkan dagangannya kepada pembeli. Tulisan-tulisan kreatif dengan bahasa periklanan yang tertuang pada secarik kertas ukir menjadi kreativitas tersendiri bagi santri saat mereka menawarkan dagangannya kepada setiap pembeli. Belum lagi lapak tempat mereka berjualan dihias sedemikian rupa hanya untuk menarik perhatian para pembeli. Sungguh kreativitas tanpa batas.
Tumpah ruah seluruh santri dan dewan guru ke lapangan tempat berjualan membuat suasana semakin ramai. Canda, tawa, tawar menawar harga, menjadi sebuah hal unik yang mungkin baru mereka lakukan. Budaya antre, kesabaran menunggu giliran, keramahan pembeli dan penjual, serta kecekatan, kecepatan para penjual ketika melayani setiap pembeli menjadi sebuah pembelajaran bernilai.
Class meeting dalam balutan market day menjadi satu program SMAIT Al-Multazam bekerjasama dengan OSMA untuk kali pertama di tahun 2022. Dibuka oleh Mudir Ma’had Al-Multazam, Ustad Adin Nurhaedin, Lc., M.Pd. melalui kisah Abdurrahman Bin Auf yang disampaikan menjadi bekal dan pengetahuan untuk santri tentang perdagangan yang disyariatkan islam. Bahwa ada 6 cara Abdurrahman Bin Auf dalam berbisnis, diantaranya: 1. Tidak ingin keuntungan yang banyak. 2. Penjualan dilakuakan secara tunai. 3. Berintegritas pada modal bukan uang. 4. Berorientasi pada pasar. 5. Bekerja untuk mencari keberkahan. 6. Menjual barang berkualitas.
Market day menjadi satu program yang akan terus berkembang di tahun mendatang sebagai implementasi dari kurikulum merdeka. Semoga