SMAIT Al-Multazam

Pandemi Berkisah dalam Sebuah Tarian

SMAIT Al-Multazam melalui sebuah kreativitas tanpa batas kembali ditunjukan santri dalam bentuk tarian. Tarian pandemi, mungkin itulah sebutannya. Sebuah tarian yang kembali ditampilkan santri setelah sekian lama tersimpan dalam kenangan lomba FLS2N 2020. Ketika itu tarian dibawakan oleh satu orang. Namun melalui kreativitas santri, tarian dibawakan oleh 7 orang. Beberapa gerakan tarian yang ditampilkan pun hasil dari modifikasi santri.

ATM itulah yang dilakukan santri terkait kreativitas yang dilakukan tentang tarian pandemi. Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) menjadi satu usaha dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki santri. Berbagai referensi gerakan tari mereka padukan dan diselaraskan dengan musik.

Tujuh penari dengan gerakan tarian sama dan diseragamkan menjadi satu usaha luar biasa yang dilakukan santri. Untuk menyeragamkan gerakan tidaklah mudah, apalagi tarian yang baru mereka kenal. Proses latihan yang tidak mengenal lelah mereka jalani penuh semangat tinggi. Tempat tarian terbuka yakni di lapangan menjadikan tempat leluasa dalam berekspresi dan berinovasi. Kelenturan dan keluwesan setiap gerakan yang ditampilkan mengandung makna tersendiri. Tarian pandemi hanyalah sebuah nama, di balik tarian tersimpan makna yang mampu dikomunikasikan, salah satunya terkait protokol kesehatan di saat pandemi melanda.

Tarian bukan sekadar gerakan tanpa makna, melainkan gerakan yang mampu berkomunikasi dan memberikan informasi.

Scroll to Top