Kemeriahan Parade Ekstrakulikuler SMAIT Al-Multazam
Pagi bersama santri menuju gapaian mimpi. Cuaca cerah nan sejuk menjadi satu keadaan penghantar harapan. Indahnya suasana pagi menjadi penyemangat diri untuk terus berbenah dan mengeksplor kemampuan yang dimiliki. Rasa syukur tentunya dipersembahkan untuk Sang Maha Hakiki, Allah Swt. atas nikmat dan karunia yang diberi. Bukan sekadar ucapan melainkan sebuah tindakan nyata di lapangan. Bukan sekadar teori, melainkan aksi menjadi bukti. Melalui bakat dan minat yang tereksplor dalam sebuah kegiatan bernama ekstrakurikulerlah kemampuan diri akan diperlihatkan. Sebuah prolog dari pembawa acara menjadi awal dimulainya agenda parade ekstrakulikuler. Prolog dengan kata-kata puitis seolah menghipnotis hadirin dan makna dari kekuatan kata-katanya mampu membakar jiwa muda santri untuk terus mengeksplor kemampuan, bakat, dan minat yang tersimpan. Melalui tema “Menjadi Sang Juara”, parade ekstakulikuler dibuka oleh Ibu Kepala Sekolah, Ustadzah Nina Herlina, M.Pd. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan parade dilakukan untuk memperkenalkan ekstrakulikuler di sekolah terkhusus untuk kelas X agar mereka dapat memilih salah satu ekstrakulikuler yang ada di SMAIT Al-Multazam. Selain untuk memilih ekskul, juga harapannya kegiatan ekstrakulikuler mampu mengasah dan mengembangkan bakat santri dibidang yang diminati. “Bukan hanya untuk meraih kejuaraan, melainkan lebih pada mampu mengeksplor kemampuan yang dimiliki”. Ungkap Ibu Kepala sekolah diakhir sambutan. Sebuah aksi nyata di lapangan yang luar biasa sehingga membuat decak kagum, teriak takjub, sorak sorai, dan gemuruhnya tepuk tangan hadirin menyaksikan setiap penampilan bakat yang dikuasai santri. Sebuah bakat yang terasah melalui proses latihan yang diberikan oleh para pelatih profesional. Kemeriahan acara semakin terlihat ketika rangkaian penampilan aksi ekstrakulikuler dipimpin oleh dua santri yang mengikuti ekatrakulikuler publik speaking atau lebih dikenal dengan ekstrakulikuler podcash, dan jurnalistik. Azizah dan Aufa, masing-masing dari tingkat kelas berbeda. Selain itu, penampilan tarian “Mojang Priangan” yang dibawakan tim tari menjadi satu tampilan awal yang membawa acara pada sebuah kesan mendalam. Suasana pun semakin meriah. Aksi demi aksi penampilan ekstrakulikuler ditunjukan santri, mulai dari penampilan suara merdunya Acika dalam ekskul MTQ. Dilanjutkan ekskul paduan suara dan angklukng. Melalui kolaborasi nyanyian dan musik angklung dalam lagu Kuningan Asri, menjadi satu kemasan kolaborasi yang mampu menjadikan hadirin menikmati kata demi kata yang dinyanyikan tim paduan suara. Jika ekskul paduan suara dan angklung manampilkan aksi langsung di lapangan, berbeda dengan ekakul desain grafis. Komunikasi yang terjalin melalui makna dari lukisan poster yang ditunjukan tim ekskul desain grafis. Tidak berhenti sampai di sana, penampilan demi penampilan ekskul kembali ditunjukan santri, salah satunya Karya tulis remaja (KIR) dan bela diri tapak suci. Ekskul ini membuat sebuah demonstrasi yang membuat hadirin terkagum kagum dan sedikit ketakutan ketika para pelatih ekskul, berdemonstrasi di depan santri denga peralatan tajam untuk demo tapak suci dan gas api untuk demo KIR. Sulutan api yang membakar busa di atas telapak tangan tidak lantas menjadikan tangan terbakar dan merasakan panas. Ilmu bela diri tapak suci dengan alat tajam di arahkan ke lawan main tak membuat lawan bergeming. Mengerikan memang. Demonstrasi ini hanya dilakukan oleh ahli yang sudah profesional. Matahari pagi semakin memanas. Namun tidak mengurangi semangat santri untuk menyaksikan penampilan demi penampilan ekstrakulikuler yang dibawakan. Aksi para pencinta olahraga, diantaranya basket ball, bola poli, tenis meja, dan panahan menjadi aksi bergengsi ketika 4 santri akhwat membawa dan memanah layaknya mujahidah di medan perang. Akhir parade yakni pengenalan ekskul tataboga. Ekskul yang dinanti karena bahan masakan yang diolah menjadi makanan favorit santri. Tiba pada penghujung acara, ekstrakulikuler Pramuka menjadi penampilan penutup yang kembali membuat sorak sorai hadirin menyaksikan pasukan pramuka akhwat nan cantik yang rapi dan serempak kompak dalam beraksi. Nyatanya aksi santri menjadi bukti bahwa kreativitas membutuhkan loyalitas. Aktivitas di lapangan menjadi satu tujuan dalam mengembangkan kemampuan. Bakat yang tereksplor membutuhkan serangkaian proses latihan dan wadah untuk mengasah. Maka melalui ekstrakulikuler sekolah menjadikan satu program guna mengembangkan bakat, minat, dan kreativitas seluruh santri SMAIT Al-Multazam. Semoga