SMAIT Al-Multazam

Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam: Peringatan Hari Guru Penuh Haru, Inilah Penyebabnya

Ponpes Al-Multazam (25/11/2023). Dalam perjalanan panjang pengabdian mereka, guru telah menghadapi berbagai tantangan dan dinamika perkembangan pendidikan. Walaupun rumit penuh kisah dalam perjalanannya, tetapiu semangat dan dedikasi mereka tidak pernah surut. Mereka adalah Sosok Pengabdi Insan, pejuang pendidikan. Mereka adalah Pahlawan yang menjadi garda terdepan pemberi pengetahuan. Perjuangannya diabdikan hanya untuk negeri. Pengorbanannya diberikan hanya untuk memajukan anak bangsa, mencetak generasi rabbani yang cerdas, kritis, dan memiliki nilai-nilai luhur.

Tanpa mereka apalah arti sebuah ilmu pengetahuan. Tanpa jasa mereka apalah arti kekuatan semangat juang kami. Tanpa bimbingan, arahan, dan pendidikian dari mereka, apalah arti keberadaan kami. Guru, kau adalah pencerah pikiran-pikiran kami dalam keterbatasan wawasan. Guru, kau adalah pelita kami dalam ketidaktahuan. Guru, kau adalah pencerah hati-hati kami, Ketika kami salah melangkah. Guru, kau adalah manusia luar biasa yang didambakan dan dirindukan oleh kami, anak didikmu.

Sebuah prolog mengawali upacara peringatan hari guru Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam yang dibacakan operator begitu menggetarkan hati-hati kami, para dewan guru. Prolog penuh makna mendalam tentang siapa sebenarnya guru. Iringan musik pun menambah suasana semakin mengharu biru. Ditambah pula dengan barisan santri rapi memberikan penghormatan penuh takzim disaat mereka menyambut kami.

Hadir Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam, Ustad Adin Nurhaedin, Lc., M.Pd. sebagai Pembina apel peringatan Hari Guru Nasional 2023. Begitu banyak informasi yang disampaikan oleh Beliau dalam sambutannya. Tentunya informasi yang disampaikan mampu memberikan dan menumbuhkan kesadaran kepada hadirin betapa pentingnya sebuah Pendidikan. “Guru atau pendidik menjadi tonggak terdepan, sosok manusia yang menjadi panutan peserta didik dalam segala hal. Kisah Sejarah di zaman terdahulu pun beliau sampaikan dengan nada dan intonasi penuh semangat. Tidak hanya itu, peristiwa peperangan di Palestina pun Beliau sampaikan penuh dengan emosi dan semangat membara. Hal ini memberikan betapa semangatnya warga Palestina memperjuangan negaranya. Maka jangan sampai para guru dan seluruh santri di berbagai penjuru dunia lalai, loyo, dan menjadi probadi yang tidak mau tahu bahkan tidak peduli akan informasi yang terjadi baik di dalam negeri maupun mancanegara, terkhusus di Negara Indonesia.

Penampilan demi penampilan pertunjukan dipersembahkan dewan guru dan santri untuk memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional 2023. Suasana haru pun semakin bertambah ketika penampilan drama musikal yang dibawakan dewan guru mengisi sesi acara penampilan.

“Kelembutan Hati Seorang Guru”, sebuah naskah bercerita tentang aktivitas keseharian seorang guru yang penuh keteladanan dan kesabaran dalam mendidik siwa-siswanya di sekolah. Mulai dari aktivitas pagi hari, yakni membereskan rumah, menyiapkan sarapan untuk keluarga, menyiapkan seragam dan perlengkapan sekolah anak serta kesibukan lain dalam rangka menyiapkan segala sesuatunya agar tidak ada yang terlewatkan. Semua dikerjakan dengan tanpa lelah. Sementara itu perjalanan menuju sekolah cukup jauh. Hanya dengan bermodalkan kendaraan sepeda ontel, setiap harinya bu guru harus menempuh jalanan terjal berbelok dan berliku, seperti kisah hidupnya yang penuh lika-liku perjuangan. Namun beliau tempuh penuh semangat juang.

Setibanya di sekolah Kembali Bu Guru harus menyiapkan hati menghadapi beragam watak, karakter, dan sifat serta kebiasaan siswanya. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan dan kesan bagi beliau. Namun lagi-lagi Bu guru Kembali tersenyum seolah tanpa beban.

Kelembutan Hati seorang guru menjadi bukti perjuangan dan pengorbanan pengabdi insan yang harus diteladani oleh seluruh guru di berbagai penjuru dunia. Semangat mendidik menjadi tujuan utama sang guru. Kelembutan adalah kunci untuk membuka hati-hati mereka yang keras membatu. Kelembutan mampu mencairkan padatnya pikiran-pikiran mereka yang penuh ego dan ambisi menguasai.

Mendidik bukan dengan kekerasan, melainkan cukup dengan kelembuatn hati maka semua akan berubah sempurna dan tentunya sesuai harapan. Seperti cara mendidik ala Rasulullah Saw. penuh dengan kelembutan dan tentunya tetap menunjukan ketegasan.

Ini hanyalah sepenggal kisah kekuatan cinta seorang guru kepada murid-muridnya. Namun dari kisah ini ada hal yang ingin disampaikan pengarang yakni, hormati guru selagi ada dan bisa. Sekolah bukan untuk pamer kekuasaan sehingga menindas yang lemah, melainkan tempat untuk belajar, berbagi ilmu, dan saling menghargai satu sama lain.

Dunia Pendidikan bukan hanya bertugas dalam mentransfer ilmu, melainkan lebih dari itu seorang pendidik mampu menumbuhkan karakter dan budi pekerti luhur para peserta didik.

Sungguh kisah penuh haru atas perjuangan dan pengorbanan seorang guru dalam mendidik dan memberikan pengajaran tanpa batas di Tengah keterbatasan. Kisah ini pun membuat hadirin terkagum-kagum dan terbawa suasana dalam cerita.

Hal yang tak kalah mengharukan adalah persembahan beberapa santri untuk kedua orang tua mereka, yakni tasmi Al-Quran 5 juz. Masya Allah… peringahat Hari Guru Nasional 2023 menjadi sebuah peringatan penuh Sejarah dan tentunya menjadi peringatan penuh makna bagi seluruh hadirin. Keteladanan tidak hanya dari sosok guru, tetapi santri pun menunjukkan keteladanan itu. Hal tersebut tentunya menjadi kado terindah dan termewah juga berharga untuk kami dewan guru Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam, terkhusus orang tua santri. “Terima kasih Ya Allah… Kau telah memberikan ‘guru-guru kecil’, penuh teladan dan inspiratif bagi orang lain.”

Scroll to Top